Rabu, 09 Juni 2021

Portofolio Aksi Nyata Modul 3.3 - Penerapan Model Integrasi-Kolaboratif Teaching and Learning (Intel) dalam Pembelajaran berdiferensiasi

Portofolio Aksi Nyata Modul 3.3 - Penerapan Model Integrasi-Kolaboratif Teaching and Learning (Intel) dalam Pembelajaran berdiferensiasi

 Oleh: Saeful Imam, S.Pd.,Gr.

 


Sabtu, 29 Mei 2021

Tugas Modul 3.3.a.7 - Demonstrasi Kontekstual (Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid)

 Tugas Modul 3.3.a.7 - Demonstrasi Kontekstual (Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid)

Oleh: Saeful Imam, S.Pd.,Gr.
CGP. SMAN 12 Garut Kab. Garut

Jumat, 07 Mei 2021

Tugas Modul 3.3.a.6 - Refleksi Terbimbing

Modul 3.3.a.5 - REFLEKSI TERBIMBING

Oleh: Saeful Imam, S.Pd.,Gr.

 

  1. Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid? 

Setelah saya memahami pendekatan aset dalam memetakan sumberdaya yang dimiliki ternyata itu tidaklah cukup. Sebab akhir sebuah kegiatan belum tentu sesuai, sesuai dengan rencana yang diinginkan. Ada banyak hal dan kemungkinan yang bisa terjadi baik yang bisa diprediksi sejak awal maupun yang tidak diperhitungkan, bahkan kejadian luar biasa (poste majeur). Oleh karena itu pentinglah kiranya bahwa dalam menyusun suatu program kegiatan dianalisis terlebih dahulu dampak dan resiko yang mungkin terjadi hingga kemungkinan terburuk sekalipun. Program yang berdampak langsung pada siswa tentu saja dalam hal merancang pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaannya kita hendaknya memepertimbangkan hasil evaluasi dari kegiatan sebelumnya dengan prinsif 4F yaitu:

  • Fact (Fakta): Catatan objektif tentang apa yang telah terjadi
  • Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi yang terjadi
  • Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
  • Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa yang akan datang.

 

  1. Apa hal-hal baru yang Anda temukan dalam proses pembelajaran tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid? 

Saya ingin mengetahui konsep Monitoring Evaluasi dan 12 prinsip dasarnya secara lebih jauh termasuk penerapannnya dalam program. Monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen. Monitoring dan evaluasi, atau lebih mudah disingkat dengan M&E, perlu disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan refleksi. Ketiga aktivitas ini menjadi sebuah siklus yang dapat dilakukan berulang-ulang. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi, Kertsy Hobson menawaran dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman, yaitu:

1.         Mengapa perlu melakukan monitoring dan evaluasi?

2.         Menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman.

3.         Menentukan program atau proyek yang perlu dimonitor.

4.         Menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan evaluasi

5.         Menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi

6.         Mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah.

7.         Mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui.

8.         Memutuskan bagaimana informasi diperoleh.

9.         Menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan.

10.     Menganalisis dan menggunakan informasi.

11.     Menjelaskan data.

12.     Etika dan proteksi data.

 

3.       Perubahan apa yang akan Anda lakukan setelah memahami atau mempelajari materi ini?

Saya akan menerapkan konsep ABCD dalam pemetaan aset sumber daya sekolah yang selama ini lebih cenderung menggunakan konsep kekurangan/kebutuhan. Sedangkan dalam penyusunan program yang berdampak saya pun ingin menggunakan pendekatan BAGJA dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Dengan perpaduan 2 konsep diatas saya optimis bahwa keduanya akan memberikan solusi alternatif atas permasalahan siswa di sekolah. Kita dapat mengidentifikasi dan menginventarisasi kekuatan yang ada untuk dimaksimalkan dengan cara menyusun program yang diawali dari perumusan tujuan berupa pertanyaan sekolah yang diimpikan hingga memetakan potensi yang mungkin bisa dioptimalkan dengan berkaca pada evaluasi hasil kegiatan sebelumnya sebagai gambaran penyusunan program terutama dalam mengantisipasi segala kemungkinan resiko yang akan terjadi. Sehingga kita siap apabila rencana yang dijabarkan belum menemui hasil yang diharapkan dengan menyiapkan rencana alternatif untuk melakukan eksekusi kegiatan.


 

Kamis, 06 Mei 2021

Eksplorasi Konsep - Kampoeng 12

Tugas Modul 3.3.a.4 - Eksplorasi Konsep 

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Oleh: Saeful Imam, S.Pd.,Gr 

CGP. SMAN 12 Garut 

 

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI RI 

PROGRAM GURU PENGGERAK 

ANGKATAN 1 TAHUN 2020 

1. Dari tayangan tentang bentuk-bentuk program yang berdampak pada murid, tuliskan dampak pada murid yang dapat Anda amati dari program-program yang ada dalam tayangan video. Nama program Dampak pada murid yang dapat diamati

Video 1 Pembelajaran Autentik berbasis Wiyata Mandala 

Pembelajaran autentik merupakan pembelajaran yang memanfaatkan semua potensi yang ada di sekitar lingkungan belajar baik fisik maupun non fisik. Siswa belajar dengan memanfaatkan benda-benda nyata yang ada di sekitarnya sebagai media dalam menerapkan konsep dan teori. Pendektan ini dikenal juga dengan pembelajaran bermakna, karena siswa dapat mengambil pelajaran langsung dan mampu direalisasikan dalam bentuk simulasi dan praktik. Pendekatan ini memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi berbagai aset secara kreatif, inovatif dan kolaboratif. Dampak dari program ini yaitu siswa dapat belajar dengan menyenangkan, ceria, dan gembira. Siswa dapat menuangkan ide-ide dan gagasan yang mereka miliki terkait dengan kelas/sekolah impian yang mereka inginkan dengan menyenangkan dan penuh antusiasme. Siswa terlatih bekerjasama dan saling bahu membahu untuk mewujudkan kelas/sekolah impiannya. Siswa juga terlatih untuk mampu berkomunikasi karena diakhir kegiatan siswa melakukan sharing/berbagi terkait kegiatan yang mereka lakukan dalam mewujudkan kelas/sekolah impian mereka. Siswa mampu memanfaatkan aset sekolah sebagai lingkungan wiyata mandala. Video 2 Integrasi PPK dan PSE dalam Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu mengintegrasikan berbagai unsur afektif, kognitif dan psikomotorik secara integratif dan kolaboratif. Integratif maksudnya adalah bahwa penanaman dan penguatan karakter (PPK) bukan harus diajarakan secara parsial dan independen akan tetapi semua mata pelajaran memiliki tanggungjawab moral yang sama. Bukan hanya pelajaran yang berbasis moral seperti pelajaran agama, PKN, BK, dan sejenisnya, tetapi semua pelajaran harus memberikan dampak positif pada penguatan karakter siswa sesuai dengan karakter mata pelajaran. Misalnya, pelajaran biologi menanamkan karaker cinta alam dan lingkungan, pelajaran olahraga menumbuhkan jiwa sportivitas, pelajaran ekonomi memperkuat jiwa wirausaha dan sebagainya. Sedangkan pembelajaran kolaboratif berarti bahwa penguatan karakter melalui integrasi mata pelajaran harus dilakukan secara masif, terrstruktur, terencana, dan simultan/berkesinambungan. Semua guru lintas pelajaran bekerjasama bahu-membahu mewujudkan visi sekolah dalam menguatkan karakter siswa. Dampak dari program ini yaitu siswa dilatih untuk melakukan pengendalian diri melalui kegiatan doa bersama, jujur dan berintegritas, kreatif, peduli sesama, serta bertanggung jawab. Siswa juga dilatih untuk memaknai pesan-pesan nilai kemanusiaan yang di dapat dari setiap materi pelajaran yang mereka pelajari. Melalui kelas integrasi kakak kelas yang besar dilatih untuk menjadi pemimpin agar mampu membimbing adik-adiknya. Melalui kegiatan praktik siswa dapat belajar dengan aktif dan menyenangkan. Selain itu pendekatan seperti ini juga merupakan praktik baik dalam mengintegrasi pembelajaran sosial emosional dalam kelas (PSE). Dengan demikian, kegiatan ini tidak bisa dilakukan oleh satu dua orang guru tetapi semua berperan aktif terlibat dan saling melengkapi. 

Video 3 Kepemimpinan inovatif 

Leadership (kepemimpinan) adalah prasyarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran, apalagi sebagai kepala sekolah. Prinsip kepemimpinan yang baik adalah jiwa yang mampu menjadikan kekurangan sebagai potensi untuk dikembangkan menjadi unggul, merubah tantangan menjadi peluang, dan memanfaatkan sekecil apapun sumber daya / aset yang dimiliki menjadi sebuah kekuatan untuk maju. Langkah yang dilakukan tentu saja dengan cara pendekatan manajemen analisis sumber daya yang dipadukan dengan kebutuhan. Setelah mengidentifikasi dan memetakan potensi/kekuatan yang dimiliki, dan menganalisis kemungkinan resiko yang akan terjadi maka eksekusi menjadi kunci dalam mengkolaborasikan semua kekuatan yang ada agar saling menguatkan dan melengkapi kekurangan. Pembenahan dari sisi sistem, unsur biotik (manusia), dan unsur abiotik (lingkungan dan fisik) sekolah harus diciptakan. Sehingga secara otomatis semuanya akan berjalan mengikuti secara alamiah. Dampak program ini yaitu siswa menjadi lebih semangat dalam kegiatan belajar dan juga siswa senang dan nyaman dalam belajar karena adanya lingkungan belajar yang mendukung. Melalui kelas berkonsep siswa menjadi betah belajar di kelas dan juga mereka dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari. Inilah kombinasi yang disebut sebagai prestasi dan dedikasi. 

Video 4. Program sekolah adiwiyata berbasis lingkungan 

Predikat Sekolah Adiwiyata bukanlah semata-mata gengsi dan prestasi. Tetapi lebih merupakan potret gambaran penciptaan lingkungan belajar yang representatif dan komprehensif. Bagaimanapun lingkungan belajar adalah salah satu faktor utama suksesnya pendidikan. Pengaruhnya sangat signifikan. Meskipun belajar bisa dimana saja, semua tempat adalah sekolah, semua orang adalah guru; namun dengan lingkungan yang representatif tentu saja akan mendukung keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu penataan sekolah baik dari sisi sistem administrasi, budaya sekolah, fisik (srana-prasarana), Sumber Daya Manusia, Keuangan dan semua unsur didalamnya harus dibenahi seiring sejalan. Tidak bisa parsia// Dampak program ini yaitu siswa menjadi lebih memahami dan sadar akan menjaga lingkungan sekolah. Dengan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, dan asri maka mereka akan nyaman juga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu, siswa juga dapat dengan bebas berkreatifitas untuk membuat taman sehingga sekolah menjadi lebih hijau dan asri. Dampak lainnya yaitu siswa menjadi betah berada di sekolah terutama pada jam-jam istirahat. 

Video 5. Praktik Baik (Best Practice) Peningkatan Kinerja Guru 

Salah satu meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran khususnya yaitu dengan mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia. SDM merupakan salah satu unsur aset terpenting dalam manajemen sekolah. Karena SDM bersifat dinamis maka senantiasa akan mengalami perubahan kinerja baik positif maupun negatif. Sumber daya yang lain pada hakikatnya bersifat statis karena tergantung manuasia bagaimana memperlakukan atau memanfaatkannya. Kinerja akan tercipta dengan penataan lingkungan dan sistem di dalamnya. Selain itu kolaborasi dengan pihak eksternal pun penting untuk membangun jejaring dan komunitas. Dampak program ini yaitu siswa menjadi lebih nyaman di dalam belajar. Siswa tidak hanya belajar di dalam kelas saja, melainkan juga belajar di luar kelas dan di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu, siswa lebih banyak diajak untuk belajar praktik langsung sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran. Siswa di sekolah ini juga mulai dapat menunjukkan presatasinya baik di bidang akademik maupun non akademik. Prestasi hakikanya tidak hanya sesuatu yang diberi penghargaan, tapi lebih ke pengakuan pihak lain atas suatu dedikasi pencapaian. 

Video 6. Manajemen Partisipatif Berbasis Masyarakat 

Sekali lagi pendidikan adalah kerja bersama semua pihak. Maka diperlukan kerjasama yang simbiosis mutualisme dari semua pihak yang terlibat dan terkait. Konsep Manajemen berbasis Masyarakat adalah salah satu pendekatan berbasis Partisipatif. Dimana masyarakat dilibatkan dan diberdayakan langsung dengan pengawasan sesuai SOP yang ditentukan. Dengan demikian masyarakat akan ikut merasa memiliki dan ikut mengembangkan keberlanjutan sekolah. Dampak dari program ini yaitu wajib belajar 9 tahun dapat dijalankan dengan baik, angka putus sekolah semakin berkurang, para siswa dapat tertampung dalam proses belajar yang lebih baik. Para siswa tamatan SD yang akan melanjutkan ke tingkat SMP menjadi senang dan bahagia karena sekarang sudah ada SMP yang dekat dari tempat tinggal mereka. Program ini juga menumbuhkan harapan yang tinggi bagi para generasi emas bangsa untuk memajukan negara Indonesia. 

2. Refleksikan program-program yang telah dilaksanakan di sekolah Anda. Apakah program program tersebut sudah berdampak pada murid? Pilih satu program dan jawab pertanyaan berikut: a. Apa nama dan tujuan program? b. Apa saja aktivitas yang ada dalam program (Apa yang dilakukan murid/guru/kepala sekolah jika ada?) c. Apa dampak yang dapat diamati pada murid? d. Apakah program yang Anda ceritakan di atas sudah mengikuti tahapan BAGJA? 

Nama Program 

Kampoeng 12 

Tujuan Program 

Mewadahi kegiatan kesiswaan di bidang seni budaya dan literasi digital. 

Aktifitas pada Program 

Secara umum kegiatan ini merupakan komunitas / organisasi siswa yang memiliki bakat dan minat di bidang seni, budaya, dan literasi. Kampoeng 12 merupakan salah satu kegiatan kesiswaan ekstrakurikuler dan pengembangan diri yang mencakup beberapa jenis kesenian diantaranya: Immortal Sundanese (seni musik kolaborasi modern-tradisional), Swandatari (Seni Tari dan Tata Rias), Mojausua (Seni Teater dan Seni Pentas), Gentra Piwulang (Grup Degung dan Seni adat Sunda), Giwangkara (media masa), Dubes Media (media sosial dan media berbasis digital), dan Buana Pictures (Seni Film dan Produksi Digital). 

Tahapan BAGJA 

Buat Pertanyaan 

 Bagaimana cara mewadahi keberagaman potensi seni siswa di sekolah? 

 Apa saja jenis seni budaya dan literasi yang perlu dikembangkan? 

 Bagimana cara mengembangakan potensi seni siswa yang produktif dan profesional? 

Ambil Pelajaran 

 Siswa memiliki berbagai bakat, potensi, dan prestasi seni yang beragam sehingga perlu diwadahi dan dikoordinir secara formal oleh sekolah termasuk didukung dalam hal pembinaannya. 

 Ada beberapa organisasi seni yang berdiri secara mandiri dan independen sehingga perlu dibina dan dikoordinir oleh sekolah. 

 Sekolah memiliki berbagai fasilitas alat-alat seni yang kurang dimaksimalkan. 

 Seni Budaya dan Literasi Digital memiliki prospek yang cukup baik di masa mendatang sehingga bisa menjadi kegiatan unggulan sekolah sekaligus kecakapan hidup bagi siswa. 

Gali Mimpi 

 Siswa banyak yang berminat dalam bidang seni/budaya/digital dibanding akademik, sehingga kompetensinya perlu diasah dan tingkatkan bahkan hingga profesional. 

 Sekolah memiliki komitmen untuk menjadikan seni/budaya/digital sebagai salah satu visi yang akan dikembangnkan secara berkelanjutan dan konsisten. 

Jabarkan Rencana 

 Sekolah berkomitmen untuk terus melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan untuk menunjang keberhasilan visi tersebut 

 Memberikan beasiswa baik bagi siswa berprestadi maupun calon siswa terutama di bidang seni dan budaya 

 Membangun kemitraan dengan komunitas dan sanggar sanggar seni di daerah sekitar untuk menciptakan kerjasama dan kolaborasi simbiosis mutualisme 

Atur Eksekusi 

 Menyediakan ruangan khusus untuk praktik seni dan budaya 

 Menyiapkan anggaran dan program pembinaan dalam RAKS sekolah 

 Mendatangkan pelatih profesional 

 Menyalurkan siswa ke grup/komunitas seni budaya atau lanjutan studi di bidang seni/budaya/digital 

3. Setelah mengetahui bagaimana sebuah pelaporan harus dipertanggung jawabkan, mulai dari perencanaan, monitoring, evaluasi hingga pelaporan, apakah program sekolah yang Anda ceritakan di atas sudah memperhatikan hal-hal tersebut? 

Program yang saya sampaikan di atas sudah mengikuti tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Program ini di awali dengan penyusunan anggaran dasar/anggaran rumah tangga organisasi, peraturan dan organisasi, struktur dan program kerja baik jangka pendek-menegah maupun jangka panjang, struktur kepengurusan, grand design/road map program jangka panjang, penganggaran, inventarisasi sara dan anggota, serta berbagai kelengkapan lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin (berupa latihan dan pembinaan), dan ada yang bersifat insidental (misalnya pengisi acara, hajatan, lomba-lomba dan sebagainya). Guru dan beberapa pihak terkait berperan sebagai pembina, pengawas, dan pelatih di dalam maupun luar kegiatan. Untuk evaluasi dan pelaporan setiap kegiatan senatiasa ada evaluasi internal (organisasi) dan eksternal (sekolah) dan dilaporkan secara tertulis. 

4. Berikan catatan Anda tentang identifikasi risiko yang dilakukan oleh sekolah dalam merencanakan dan mengelola program yang Anda ceritakan di atas. Kondisi saat ini Kondisi yang akan datang Risiko Strategi Keuangan Operasional Pemenuhan Reputasi 

 Kurang berperan maksimal karena adanya pandemi sehingga kegiatan siswa (khususnya latihan rutin) terganggu. Tetapi masih bisa berkiprah khususnya di berbagai lomba-lomba virtual  Memiliki sarana dan prasarana yang memadai  Memiliki pelatih yang profesional  Dapat mencetak seniman yang profesional  Mengoptimalkan potensi dan aset sumber daya yang ada  Memanfaatkan kecanggihan teknologi digital  Modal keuangan bersumber dari dana alokasi sekolah, sumbangan yang tidak mengikat, donatur dan pecinta seni, sponsor/ dunia usaha, dan dari hasil usaha organisasi (pentas).  Untuk kegiatan operasional menggunakan dana sharing rutin dari sekolah. Sedangkan untuk kegiatan insidental mencari tambahan dari sumber lain.  Hal yang dilakukan adalah terus berlatih dan pembinaan oleh tim pembina / pelatih. Selain itu siswa juga diminta untuk belajar mandiri terutama memanfaatkan akses digital (misalnya Youtube dll)  Program ini telah menorehkan banyak prestasi dalam berbagai lomba dan terbukti sangat diminati oleh siswa 

 

 

 

 

Selasa, 06 April 2021

DEMONSTRASI KONT diEKSTUAL MODUL 3.1.a.7

MISSION I’M POSSIBLE


 
PROLOG

Saya adalah satu-satunya Calon Guru Penggerak di sekolah. Saya harus menjadi pembeda dan berdedikasi nyata bagi sekolah. Menjadi teladan dan pemimpin bagi semua warga sekolah; teman sejawat, karyawan, siswa dan masyarakat. Saya harus berubah, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan yang dimiliki. Namun saya bukanlah pesulap yang bisa merubah keadaan dalam sekejap, bukan superman yang bisa melakukan semuanya sendirian atau orang hebat yang punya sederet prestasi dan penghargaan. Saya hanyalah seorang guru biasa yang berusaha untuk terus-menerus belajar dan meningkatkan kompetensi diri, berguna bagi orang lain dan memberi warna bagi semua.

Saya akan melakukan langkah kecil bagi sekolah saya. Langkah ini tentu akan menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Siapa sih anda? Seberapa hebatkah anda? Guru Penggerak, bisa apa? Bagaimana tidak, saya telah mempersiapkan ‘rencana besar’ untuk merubah visi dan misi sekolah yang selama ini sepertinya menjadi sesuatu yang tabu untuk dilakukan, merubah tradisi yang lestari. Visi misi yang berpihak pada siswa. Selama ini visi misi sekolah cenderung berpihak pada aspek pengembangan institusi sekolah yang lebih mapan, bukan pada kebutuhan siswa yang menjadi prioritas. Memang tentu saja beririsan dan saling terkait. Namun saya ingin visi misi sekolah yang benar-benar berorientasi pada siswa. Toh tujuan pendidikan bukan membangun sekolah yang megah dan indah, tapi membangun Sumber Daya Manusia yang berdaya.  Sudah belasan tahun visi dan misi sekolah tidak berubah. Padahal perubahan situasi, kondisi dan paradigma bergerak begitu cepat. Haruskah kita berfikir kolot, bahwa itu adalah hal yang tabu dan sulit dirubah. Hanya pada sisi strategi dan rencana kegiatan (RAKS, RKJM/RKJP) saja yang terkadang ada sedikit perubahan. Itu pun biasanya dipengaruhi oleh mutasi dan rotasi kepala sekolah yang memiliki visi berbeda.

 

SI KECIL YANG BERDAMPAK BESAR


Langkah pertama yang telah saya mulai adalah berdiskusi dengan beberapa stakeholder untuk rencana ini misalnya dengan pengawas pembina, kepala sekolah, pendamping dan beberapa rekan senior di manajemen sekolah. Tujuannya adalah melakukan penjajagan dan identifikasi fakta-fakta relevan yang bisa dikembangkan. Seperti yang saya bayangkan, ada yang mendukung ada juga yang menolak. Saya hanyalah seorang guru junior yang mencoba ingin membuat perubahan kecil. Banyak hal yang harus saya pertimbangkan, terutama dampak dan penerimaan serta kolaborasi yang mungkin menjadi penghambat. Disinilah  dilema etika yang saya alami. Namun sepertinya sebagian rekan sejawat mulai melihat langkah kecil yang berdampak besar. Saya telah mengawalinya dengan membuka cakrawala dan mindset rekan kerja akan esensi merdeka belajar. Diawal semester kemarin saya diminta sebagai narasumber IHT sekolah dengan mendesiminasikan apa yang saya dapatkan dalam PGP ini. Saya juga memimpin rekan kerja dalam mengikuti berbagai program daring kemdikbud. Dampaknya cukup signifikan. Dukungan! Inilah yang memotivasi saya untuk bergerak lebih maju lagi. Selanjutnya saya menyusun rencana pengimbasan berbagai paradigma baru pendidikan. Prioritas utama adalah pembelajaran berdiferensiasi yang menurut saya pendekatan ini yang selama ini diperlukan di sekolah saya yang sangat heterogen.

Langkah berikutnya adalah saya akan menyusun program diseminasi program pembelajaran berdiferensiasi melalui sebuah IHT awal tahun pelajaran. Dalam hal ini saya telah berkoordinasi dengan manajemen sekolah khususnya kurikulum untuk merealisasikannya. Ini sangat penting bagi sekolah kami karena heterogenitas siswa adalah salah satu faktor yan menjadi ‘penghambat’ pembelajaran dan belum ditemukan solusi yang efektif untuk menerapkannya. Salah satu faktor utamanya adalah letak geografis dan kualitas lulusan dari sekolah yang sangat beragam karena berada di wilayah pelosok daerah. Sejujurnya, secara pribadi saja telah mencoba menerapkan dalam pembelajaran di kelas untuk diri saya sendiri yang dimaksudkan sebagai ujicoba pilot project efektivitas metode/teknik sebelum didesiminasikan kepada rekan yang lain agar kekurangan dan kelebihannya dapat teridentifikasi.

MISSION I’M POSSIBLE

Tibalah pada misi besar besar saya yaitu, perubahan Visi dan Misi Sekolah yang berdampak pada siswa. Saya menyebutnya Mission I’m Possible. Misi yang saya yakin bisa diwujudkan meskipun ada ketidakmungkinan. Mengapa disebut berdampak besar? Karena visi dan misi adalah target, tujuan, orientasi sekolah yang diarealisasikan oleh seluruh stakholder dan menjadi indikator barometer pencapaian. Seluruh program dan reancana kegiatan sekolah harus mengacu pada visi dan misi sekolah. Karena sejatinya visi dan misi merupakan ekstraksi/intisari cita cita seluruh warga sekolah untuk siswanya. Untuk mewujudkannya tentu saja harus ada kolaborasi dari semua pemangku kepentingan. Langkah awalnya tentu saja saya harus melibatkan pihak-pihak perancang dan pembuat keputusan. Secara kebetulan saya termasuk di dalamnya. Oleh karena itu diskusi intensif, sosialisasi bahkan lobbying perlu dilakukan dalam tahap awal ini saya telah menyampaikan kepada manajemen sekolah mengenai hasil lokakarya bersama kepala sekolah dan pengawas pembina untuk direalisasikan di satuan pendidikan.

Langkah berikutnya yang telah dilakukan adalah membuat skenario kegiatan bersama kepala sekolah dan pendamping. Intinya sudah disepakati bahwa kegiatan akan dilakukan pada akhir tahun pelajaran ini dan diharapkan awal tahun pelajaran sudah terealisasi. Saya mempersiapkan ibu pendamping PGP saya sebagai nara sumber kegiatan untuk mentransformasikan visi sekolahnya yang hampir sama dan diterapkan di sekolah kami. Sekarang saya akan mengkaji ulang visi, misi dan strategi sekolah untuk menganalisa bagian-bagian yang harus dipertahankan, dirubah atau ditingkatkan. Saya akan mencoba menerapkan konsep BAGJA dalam menyusun draf visi misi ini. Selanjutnya, menjelang akhir tahun pelajaran ini saya diminta untuk menyiapkan rancangan /draf visi dan misi yang baru berupa cetak biru program. Beberapa poin penting yang akan dimasukan dalam draf visi misi ini adalah pendidikan kecakapan hidup (PBKL), literasi sekolah digital, program unggulan seni dan olahraga, serta Sekolah Indah Ramah Anak. Setelah draf ini selesai saya akan melaporkannya kepada Tim Pengembang Sekolah untuk dibawa ke rapat pimpinan sekolah dan selanjutnya sekolah akan membentuk tim penyusun visi misi dan strategi sekolah. Pihak yang secara angsung akan berkolaborasi llangsung adalah kurikulum dan kesiswaan. Karena saya ingin vsis misi ini berorientasi pada pembelajaran dan menghamba pada sang anak. Rencananya visi misi dan strategi yang baru ini akan disosialisasikan pada akhir tahun pelajaran, dan secara efektif diharapkan mulai diberlakukan pada tahun ajaran mendatang setelah semua legalitasnya terpenuhi bersama dengan penyerahan KTSP, RAKS, dan RPJP sekolah ke dinas.

Mission complete!


Sumber Gambar: www.VectorStock.com, www.Vimeo.com, www.imdb.com

 

Portofolio Aksi Nyata Modul 3.3 - Penerapan Model Integrasi-Kolaboratif Teaching and Learning (Intel) dalam Pembelajaran berdiferensiasi

Portofolio Aksi Nyata Modul 3.3 - Penerapan Model Integrasi-Kolaboratif Teaching and Learning (Intel) dalam Pembelajaran berdiferensiasi  Ol...