MISSION I’M POSSIBLE
PROLOG
SI KECIL YANG BERDAMPAK BESAR
Langkah berikutnya adalah saya akan menyusun program diseminasi program pembelajaran berdiferensiasi melalui sebuah IHT awal tahun pelajaran. Dalam hal ini saya telah berkoordinasi dengan manajemen sekolah khususnya kurikulum untuk merealisasikannya. Ini sangat penting bagi sekolah kami karena heterogenitas siswa adalah salah satu faktor yan menjadi ‘penghambat’ pembelajaran dan belum ditemukan solusi yang efektif untuk menerapkannya. Salah satu faktor utamanya adalah letak geografis dan kualitas lulusan dari sekolah yang sangat beragam karena berada di wilayah pelosok daerah. Sejujurnya, secara pribadi saja telah mencoba menerapkan dalam pembelajaran di kelas untuk diri saya sendiri yang dimaksudkan sebagai ujicoba pilot project efektivitas metode/teknik sebelum didesiminasikan kepada rekan yang lain agar kekurangan dan kelebihannya dapat teridentifikasi.
MISSION I’M POSSIBLE
Tibalah pada misi besar besar saya yaitu, perubahan Visi dan Misi Sekolah yang berdampak pada siswa. Saya menyebutnya Mission I’m Possible. Misi yang saya yakin bisa diwujudkan meskipun ada ketidakmungkinan. Mengapa disebut berdampak besar? Karena visi dan misi adalah target, tujuan, orientasi sekolah yang diarealisasikan oleh seluruh stakholder dan menjadi indikator barometer pencapaian. Seluruh program dan reancana kegiatan sekolah harus mengacu pada visi dan misi sekolah. Karena sejatinya visi dan misi merupakan ekstraksi/intisari cita cita seluruh warga sekolah untuk siswanya. Untuk mewujudkannya tentu saja harus ada kolaborasi dari semua pemangku kepentingan. Langkah awalnya tentu saja saya harus melibatkan pihak-pihak perancang dan pembuat keputusan. Secara kebetulan saya termasuk di dalamnya. Oleh karena itu diskusi intensif, sosialisasi bahkan lobbying perlu dilakukan dalam tahap awal ini saya telah menyampaikan kepada manajemen sekolah mengenai hasil lokakarya bersama kepala sekolah dan pengawas pembina untuk direalisasikan di satuan pendidikan.
Langkah berikutnya yang telah dilakukan adalah membuat skenario kegiatan bersama kepala sekolah dan pendamping. Intinya sudah disepakati bahwa kegiatan akan dilakukan pada akhir tahun pelajaran ini dan diharapkan awal tahun pelajaran sudah terealisasi. Saya mempersiapkan ibu pendamping PGP saya sebagai nara sumber kegiatan untuk mentransformasikan visi sekolahnya yang hampir sama dan diterapkan di sekolah kami. Sekarang saya akan mengkaji ulang visi, misi dan strategi sekolah untuk menganalisa bagian-bagian yang harus dipertahankan, dirubah atau ditingkatkan. Saya akan mencoba menerapkan konsep BAGJA dalam menyusun draf visi misi ini. Selanjutnya, menjelang akhir tahun pelajaran ini saya diminta untuk menyiapkan rancangan /draf visi dan misi yang baru berupa cetak biru program. Beberapa poin penting yang akan dimasukan dalam draf visi misi ini adalah pendidikan kecakapan hidup (PBKL), literasi sekolah digital, program unggulan seni dan olahraga, serta Sekolah Indah Ramah Anak. Setelah draf ini selesai saya akan melaporkannya kepada Tim Pengembang Sekolah untuk dibawa ke rapat pimpinan sekolah dan selanjutnya sekolah akan membentuk tim penyusun visi misi dan strategi sekolah. Pihak yang secara angsung akan berkolaborasi llangsung adalah kurikulum dan kesiswaan. Karena saya ingin vsis misi ini berorientasi pada pembelajaran dan menghamba pada sang anak. Rencananya visi misi dan strategi yang baru ini akan disosialisasikan pada akhir tahun pelajaran, dan secara efektif diharapkan mulai diberlakukan pada tahun ajaran mendatang setelah semua legalitasnya terpenuhi bersama dengan penyerahan KTSP, RAKS, dan RPJP sekolah ke dinas.
Mission complete!
Sumber Gambar: www.VectorStock.com, www.Vimeo.com, www.imdb.com




Tidak ada komentar:
Posting Komentar